Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung mendorong Pemerintah Daerah untuk meningkatkan literasi di semua tingkatan melalui sejumlah program strategis.
Para anggota dewan memaparkan hal tersebut dalam program Dialog Spesial Metro TV Lampung bertema Meningkatkan Literasi Masyarakat dan Peran Anggota Dewan. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Rizky Sofyan, turut hadir dalam kegiatan itu.
Anggota Komisi I DPRD Provinsi Lampung, Budiman AS, menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung perlu melakukan upaya menyeluruh agar semangat literasi dapat menjangkau semua kalangan dan usia.
Anggota Komisi I lainnya, Putra Jaya Umar, juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam meningkatkan kualitas literasi di Lampung. Menurutnya, pemerintah dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk menambah jumlah buku.
“Di Lampung, jumlah buku masih kurang. Pemerintah bisa bekerja sama dengan institusi pendidikan. Misalnya, setiap skripsi yang sudah selesai dicetak dan dikirim ke perpustakaan daerah untuk menambah koleksi buku. Tentu ini juga dapat memperkaya jenis bacaan,” ucapnya dalam acara tersebut.
Anggota Komisi I DPRD Lampung, Abdul Aziz, menyampaikan pandangan serupa, meskipun ia lebih menyoroti literasi di lingkungan pesantren. Ia menilai bahwa pemerintah perlu merancang program yang relevan dengan perkembangan zaman.
“Zaman sekarang ini sudah era digital. Kita harus mendorong anak-anak agar menjadi generasi unggul dan SDM yang berdaya saing dengan mengedepankan literasi. Anak-anak kini sudah kecanduan gawai, jadi pemerintah harus membuat program yang menyasar influencer agar anak-anak terdorong mengikuti panutan mereka,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Rizky Sofyan, menyebut bahwa Lampung masih kekurangan sekitar 8 juta buku untuk menjangkau seluruh golongan dan daerah, agar literasi dapat meningkat.
“Jumlah buku yang terbatas menyebabkan minat baca juga menurun. Namun, kami mencoba berbagai cara agar masyarakat terdorong untuk datang ke perpustakaan atau setidaknya mengakses perpustakaan keliling. Misalnya, kami menggabungkannya dengan pendekatan digitalisasi agar lebih sesuai dengan perkembangan zaman,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengembangkan program e-perpus untuk memberikan akses wawasan kepada masyarakat melalui ponsel pintar mereka.